Tokoh Feminis dan Perempuan Yahudi Pertama dalam Senat Amerika: Sebuah Refleksi

abzug

Oleh : Dr. Dinar Kania

Keterlibatan kelompok Zionis dalam menyebarnya paham Liberal di seluruh dunia bukanlah berita baru. Gerakan perempuan atau Feminisme juga tak luput dari keikutsertaan tokoh-tokoh perempuan Yahudi yang berhasil menyebarkan ideologinya tersebut baik melalui jalur birokrasi maupun organisasi-or ganisasi sosial kemasyarakatan. Militansi mereka berhasil mengubah wajah parlemen Amerika dan akhirnya turut mempengaruhi kebijakan dunia terhadap permasalahan perempuan dan keluarga.

Salah satu tokoh feminis yang secara aktif memperjuangkan hak-hak perempuan di Amerika adalah Bella Savitsky Abzug (1920-1998). Perempuan yang dilahirkan pada tanggal 24 Juli 1920 di Bronx, kawasan kumuh di kota New York , merupakan perempuan yahudi pertama yang dipilih menjadi anggota senat Amerika. Ia juga merupakan tokoh yang pertama kali memperjuangkan hak-hak kaum gay di kongres Amerika. Selain itu, Bella dikenal sebagai tokoh kontroversial karena ia menjadi pendukung aktif Zionis Israel di Kongres Amerika dan bersikeras bahwa Zionisme adalah sebuah gerakan pembebasan.

bella-abzug-01

Masa kanak-kanak tokoh Feminis ini dihabiskan bersama keluarganya, terutama kakeknya, Wolf Taklefsky, yang juga merupakan guru pertamanya. Ia dibesarkan dalam lingkungan Yahudi yang taat karena sejak kecil Bella aktif sebagai penyanyi biara (Sinagog) berkat suaranya yang indah dan kemampuannya membaca bahasa Ibrani serta Daven (doa). Dikisahkan ketika berdoa di Sinagog, Bella selalu ditempatkan di belakang mechitzan atau tirai yang memisahkan perempuan dan laki-laki. Bella merupakan murid perempuan yang berprestasi di sekolah Talmud Torah , namun kemudian ia menjadi tokoh “pembangkang” yang menyuarakan persamaan hak bagi perempuan. Guru sekolah Yahudinya, Levi Soshuk, kemudian merekrut Bella menjadi pekerja sayap kiri kelompok Zionis, yaitu Hashomer Hatzair , dalam usia yang masih sangat muda. Ketika dirinya berusia 11 tahun, Bella dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok Zionis sosialis, telah berencana pergi ke Israel sebagai komunitas Kibbutz.

Pada tanggal 4 Juni 1944, Bella menikah denngan Martin Abzug dan dikaruniai dua orang anak perempuan, yaitu Eve Gail dan Isobel Jo. Ia menamatkan pendidikannya di sekolah hukum Colombia School of Law pada tahun 1947 dan menjadi editor jurnal Columbia Law Review. Ia merupakan penggagas Women Strike for Peace dan National Women’s Political Caucus di Amerika. Pada tahun 1971, Bella terpilih menjadi anggota kongres Amerika yang mengamankan amandemen pasal tentang persamaan hak (equal rights). Ia juga berhasil mempengaruhi kongres untuk menganggarkan dana bagi penyelenggaraan konferensi nasional perempuan pada tahun 1977. Bella yang juga berprofesi sebagai pengacara, merupakan salah satu penulis dari Freedom of Information and Privacy Acts dan sekaligus juru bicara yang menentang Perang Vietnam dan penyebaran senjata nuklir. Jabatan terakhir Bella di pemerintahan Amerika adalah menjadi wakil ketua dari Dewan Penasihat Nasional Presiden Jimmy Carter untuk masalah Perempuan.

Di akhir kehidupannya, Bella mendirikan Women’s Environmental and Development Organization (WEDO) dan menjadi presiden dari organisasi tersebut. Pada bulan November 1991, WEDO berhasil menyelenggarakan World Women’s Congress for a Healthy Planet. Sebanyak 150 tokoh perempuan dari 83 negara yang berbeda kemudian bertemu di Florida dan berhasil membuat agenda-agenda aksi untuk abad 21. Agenda dari konvensi tersebut juga telah menjadi platform yang digunakan oleh kongres dunia keempat PBB tentang perempuan di Beijing yang menghasilkan kaukus perempuan internasional dan berhasil merubah pemikiran dan arah kebijakan PBB. Sejak tahun 1991, tokoh perempuan ini telah mempromosikan agenda-agendanya ke seluruh dunia yang berkaitan dengan HAM, keadilan ekonomi dan persoalan lingkungan.

Inilah salah satu potret kehidupan aktivis Feminis Yahudi yang menerima banyak penghargaan baik ditingkat lokal maupun internasional. Umat Islam hendaklah bersikap kritis terhadap pemikiran para Feminis sebelum mengadopsi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat Islam. Apabila kita mau mempelajari sejarah dan perkembangan Feminisme dari pemikiran tokoh-tokohnya, maka kita akan mendapati banyak hal mendasar dari Feminisme yang bertentangan dengan pandangan hidup Islam. Namun kita tidak menutup mata bahwa ada ibrah yang dapat kita petik dari perjalanan hidup tokoh feminis yang satu ini. Beberapa pelajaran yang dapat kita ambil diantaranya adalah :

Pertama, konsistensi Bella dalam memperjuangkan ideologinya yang kemudian ditularkan kepada seluruh keluarganya. Selama bertahun-tahun, Bella dan suami nya, serta kedua anak mereka, dikenal sebagai pekerja keras yang melayani masyarakat dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berkaitan dengan HAM, perempuan dan lingkungan hidup . Padahal ketika itu, deskriminasi terhadap warga Yahudi dan perempuan di Amerika masih sangat menonjol . Terlepas dari niat dan agenda Zionis yang hendak ia perjuangkan, namun para aktivis muslim dan muslimah yang notabene memperjuangan nilai-nilai kebenaran universal, seharusnya tidak boleh kehilangan semangat dan antusiasme untuk dapat terus mempengaruhi dunia lewat pemikiran dan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Kedua, Zionis telah mempersiapkan kader-kader potensial yang direkrut sejak usia muda. Bella dengan kecerdasannya yang menonjol telah berhasil dipengaruhi oleh gurunya untuk bergabung dengan kelompok Zionis. Hasilnya, ia tumbuh menjadi aktivis Zionis perempuan yang militan dan berhasil mempengaruhi dunia melalui kerja keras dan semangatnya. Hal ini menjadi cermin bagi kita bersama, baik sebagai orang tua maupun pendidik, agar dapat mengenali potensi-potensi generasi muda sedini mungkin dan mengarahkan mereka sesuai dengan minat dan bakatnya. Kita harus berusaha membimbing mereka menjadi pejuang-pejuang tangguh yang hanya setia pada kebenaran Islam dan mampu membedakannya dari kepalsuan sehingga tidak terjebak pada fanatisme golongan yang sejatinya hanya akan memperlemah persatuan dan kesatuan umat .

Ketiga, kita bisa melihat bagaimana para aktivis Feminis seperti Bella, berhasil mempengaruhi Kongres Amerika dan PBB melalui sepak terjangnya di dunia politik dan birokrasi, selain juga melalui organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan. Bella atau kelompok Zionis sadar betul bahwa kebijakan Amerika saat itu, bisa dirubah melalui keterlibatan tokoh-tokoh militan Zionis di parlemen . Mereka pun berhasil menyusupkan agenda-agenda Zionis kepada masyarakat dunia melalui kebijakan-kebijakan PBB. Prof. Wan Daud, seorang cendikiawan asal Malaysia dalam satu ceramahnya di Jakarta baru-baru ini mengatakan bahwa sebenarnya kaum Yahudi bukanlah masyarakat yang bersatu. Bahkan banyak diantara mereka yang tidakmengenal satu sama lain. Namun kaum Yahudi diikat oleh satu kepentingan besar, yaitu menjadikan Islam sebagai musuh bersama dan berusaha untuk menghancurkan tatanan kehidupan umat Islam di seluruh dunia .

Hal inilah yang seharusnya menjadi bahan perenungan kita bersama, yaitu memikirkan cara-cara efektif untuk menanamkan visi besar Islam di setiap benak individu muslim. Dengan visi besar Islam tersebut, umat Islam pasti akan berlomba-lomba memasukan pandangan hidup (worldview) Islam di setiap sektor kehidupan, baik bidang pendidikan, politik, ekonomi maupun sosial kemasyarakatan serta menghilangkan perbedaan-perbedaan furu’iyah yang tidak mendasar. Melalui kesadaran akan visi besar Islam yang rahmatan lil ‘alamin, umat juga akan terhindar dari pertikaian internal dan lebih menghargai cara-cara yang ditempuh sesama muslim dalam berdakwah serta fokus dalam menghadapi musuh-musuh abadi umat Islam yang gencar mempropagandakan paham-paham menyesatkan seperti Feminisme dan Liberalisme.

Referensi :

Kathryn Cullen DuPont , 2000, Encyclopeia of Women’s History in America, edisi kedua, Fact on File Inc., New York. http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/biography/abzug.html diunduh 1 Maret 2013

Kritik Konsep Kebebasan dalam Paradigma Sexual Consent

Oleh : Jumarni* Beberapa media diramaikan dengan pro kontra terkait kebijakan dari Nadiem Makarim selaku...

Childfree dalam Pandangan Syara’

Oleh: Kholili Hasib* Childfree adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang memilih untuk...

Kesetaraan Gender dan Studi Islam (Bag.2)

Oleh: Ahmad Kholili Hasib* Secara akademik, studi Islam berbasis gender dilakukan melalui metode feminis, di...

- A word from our sponsor -

2 COMMENTS

  1. Maksud.dari intinya.adalah.mencontoh kegigihannya dan perestasinya hanya saja kita berjuang untuk memperjuangkan agama kita gitu bukan maksudnya???

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.