ThisisGender.Com-Dalam setiap kesempatan, Elly Risman M.Psi. yang merupakan salah satu pendiri dari Yayasan Kita dan Buah Hati, selalu mengingatkan para orangtua terutama para ayah yang membesarkan generasi Z agar memperhatikan pendidikan spiritual anak-anaknya.
Menurut Elly Risman, generasi Z yaitu generasi yang tumbuh di era digital. Dimana anak-anak generasi Z mempunyai karakter yang berbeda dengan generasi lama. Mereka dipengaruhi dan dibesarkan internet dan lebih suka teks daripada berbicara. Di sisi lain, mereka lebih suka curhat di internet bukan kepada orangtuanya sendiri.
“Otak ini akan bersambungan dengan sangat cepat dengan gizi yang baik, kurang gizi anak kita ga bisa lulus SD kata para ahli gizi, kemudian ibu kasih rangsangan yang luar biasa. Artinya, televisi, media, media berbagai macam terutama yang biasa disebut new teknologi, new media seperti hp, mp3 dan sebagainya itu merupakan rangsangan kedua. Jadi gizi yang baik, rangsangan yang baik membuat anak sejuta kali lebih pintar dari kita”, jelas ibu yang akrab disapa Bunda Elly ini kepada para jama’ah yang hadir di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Senin sore (23/07/2012).
Dari situlah, ia ingin agar para orangtua berubah, lebih menerima tantangan dan memahami bahwa anak-anak yang mereka lahirkan adalah generasi teknologi, generasi Z.
“Jadi bagaimana caranya kita harus berubah, harus siap, harus paham, harus menerima tantangan bahwa kita membesarkan generasi Z, lahir tahun 1994, makan dengan internet, belajar dengan internet, bikinnya di situ juga ya, kirim di situ juga, twitter, FB hidup, YM juga hidup, di sini (di kuping) hidup habis pak, iya kan? itu semua menantang mereka multitasking artinya bisa melakukan berbagai hal, cara komunikasinya saja sudah berubah”, jelas ibu tiga putri ini.
Menurutnya, dalam institusi keluarga kata-kata ayah lebih cenderung didengar oleh anak-anaknya.
“Kalau kami pak sudah tiap hari sama anak-anak, satu lagi kami ngomong kelewat panjang karena otak kami otak kanan, kata-kata kami ga begitu didengar oleh anak-anak kita tapi kata-kata bapak, satu kali saja bapak berkata anak akan mengingatnya seumur hidup”, ia mengingatkan.
Ia juga menekankan perlunya pendidikan ke-ayahan dan pendidikan bagi anak laki-laki dengan tujuan untuk mempersiapkan anak laki-laki menjadi imam yang baik dalam keluarganya dan mengatasi anak-anak yang lahir pada generasi Z. ia juga berpendapat bahwa ayah berperan besar dalam membentuk karakter pada diri sang anak.
“Oleh karena itu perlu sekali pendidikan ke-ayahan, karena kata seorang teman saya yang anaknya 10 tahun hafiz Qur’an kuat sekali tokoh ayahnya, dia bilang bapak-bapak itu penentu GBHK (Garis-garis Besar Haluan keluarga). Kami pak, ibu-ibu ini cuma UPT (Unit Pelaksana Teknis), kami ikutin apa yang bapak gariskan tapi kalau kita tidak mementingkan pendidikan anak laki-laki yang bisa menjadi imam lalu bagaimana jadinya keluarga kita?”, tandasnya.
Red : Sarah Mantovani