Siapa Bilang Nikah Muda itu Susah?

ThisisGender.Com – “Suami saya menyuruh saya meneruskan kuliah, supaya saya menjadi mubalighah di kalangan kaum wanita, tetapi saya ingin mencurahkan perhatian untuk merawat rumah dan mengurus anak-anak dengan meninggalkan bangku kuliah. Manakah yang lebih bijak dan lebih utama, apakah saya harus menuruti keinginan suami ataukah berhenti kuliah?”.

Begitulah kira-kira isi dari curhatan salah seorang akhwat yang dijadikan sebagai contoh kasus dalam buku “Muda, Nikah, Bahagia! : Romantika Rumahtangga Muda” yang ditulis oleh Zaenal Abidin Lc.

Di era globalisasi seperti sekarang, Perempuan seperti harus dituntut untuk mengejar prestasi dan kesuksesan duniawi, seperti pendidikan dan karier. Bahkan sampai ada yang rela untuk menunda pernikahannya karena harus menyelesaikan pendidikannya sampai S2 atau karena ingin mengejar karier yang lebih tinggi, padahal ada yang tidak kalah penting selain mengejar prestasi dan kesuksesan duniawi, yaitu menikah.

Menikah, bagi anak muda, masih terdengar seperti film horror, menakutkan dan menyusahkan. Padahal banyak manfaat yang bisa diambil dari menikah, salah satunya adalah bermanfaat bagi kesehatan, seperti yang ada di halaman 72 pada buku ini. Dan rupanya hal ini tidak hanya sekedar teori belaka, contohnya, “The American Journal Of Epidemiology” merilis berbagai data hasil dari 90 penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Louisville. Ternyata pria lajang memiliki risiko kematian 32% lebih tinggi dibandingkan pria yang menikah. Itu artinya, kemungkinan mereka meninggal 8 – 17 tahun lebih cepat dari rata-rata pria yang sudah menikah. Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita lajang memiliki harapan hidup sebanyak 23%, atau 7 – 15 tahun lebih rendah dibandingkan mereka yang telah memiliki pasangan hidup, sebagaimana hal ini pernah dikutip dari situs http://id.berita.yahoo.com.

Tidak hanya itu, buku yang ditulis oleh lulusan Fakultas Syariah LIPIA Jakarta ini. Juga memuat segala problematika yang dialami oleh anak muda yang sudah punya keinginan untuk menikah tapi masih ragu untuk melangkah. Seperti dalam Bab Serba Serbi Kawin Muda yang memuat sub bab seperti Cilik-cilik Dadi Nganten (Kecil kecil Jadi Pengantin), Dosakah Aku Bila Membujang, Lika Liku Menikah Sambil Kuliah, Alasan Segera Menikah, Karirku Tersandung Pernikahan, Yang Belum Pantas Menikah dan-lain lain.

Selain mengupas tuntas problematika rumah tangga, buku ini juga membahas bagaimana mencari calon suami atau calon istri yang sesuai dengan syari’at Islam, bagaimana menciptakan keluarga Samara sebagaimana yang tergambar dalam Q.S ar-Ruum ayat 21 dan apa saja bekal yang perlu dipersiapkan dalam berumah tangga selain persiapan ilmu yang cukup.

Buku setebal 196 halaman ini selain dilengkapi footnote sebagai panduan referensi dalil-dalil apa saja yang dipakai oleh si penulis juga dibanderol dengan harga Rp. 25.000, sehingga rasanya sangat ‘pas’ di kantong anak muda. Nah, artis seperti Marshanda saja juga sudah membuktikan bahwa ternyata ia lebih bahagia dengan menikah muda. Jadi, siapa bilang nikah muda itu susah?.

Red : Sarah Mantovani

Kritik Konsep Kebebasan dalam Paradigma Sexual Consent

Oleh : Jumarni* Beberapa media diramaikan dengan pro kontra terkait kebijakan dari Nadiem Makarim selaku...

Childfree dalam Pandangan Syara’

Oleh: Kholili Hasib* Childfree adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang memilih untuk...

Kesetaraan Gender dan Studi Islam (Bag.2)

Oleh: Ahmad Kholili Hasib* Secara akademik, studi Islam berbasis gender dilakukan melalui metode feminis, di...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.