Home Blog Page 16

Lima Langkah Membina Keluarga Istiqamah

0

Oleh: Kholili Hasib

Allah swt memberi perhatian penting terhadap institusi keluarga. Orang-orang beriman diperintah secara khusus dalam al-Qur’an untuk menjadikan rumah mereka sebagai ‘rumah tangga surga’. Menjaga dari jerat-jerat api neraka.

Allah swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dank eras, yang tidak durhaka kepada Allah swt terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkannya” (QS. Al-Tahrim: 6).

Ibn Kastir menjelaskan ayat tersebut mengandung dua perintah utama dalam membina keluarga, yaitu dengan ta’at kepada Allah swt dan takut terhadap maksiat kepada-Nya.

Rumah yang penghuninya ta’at kepada Allah swt dan taqwa kepada-Nya merupakan potret rumah tangga surga, rumah tangga yang istiqamah. Rumahnya selalu terjaga berkat rahmat-Nya.

Dalam ayat tersebut seruan Allah ditujukan kepada orang-orang beriman. Ayat ini menunjukkan, jika kita sudah menyatakan diri sebagai mu’min, maka harusnya keluarga yang ia diami istiqamah di jalan-Nya.

Menjadi kepala keluarga yang beriman atau ibu rumah tangga yang mu’minah tidak diperkenankan mendiamkan jika ada jerat-jerat kemaksiatan memasuki rumah tangganya.

Kini jerat-jerat kemasiatan sangat mudah masuk ke dalam rumah. Tayangan televisi menyajikan aneka program yang tidak semuanya baik diakses anggota keluarga. Media-media elektronik juga terkadang tidak mudah dikontrol penggunaannya. Sehingga kepala rumah tangga wajib mengontrol penggunaan.

Kesyirikan, pornografi, kesesatan pemikiran dan lainnya mudah sekali masuk ke dalam rumah tanpa kita sadari jika penggunaan media-media itu tak terkontrol dengan baik.

Untuk membentuk rumah tangga istiqamah, pertama-pertama kita harus perbaiki diri kita sendiri terlebih dahulu. Ayat tersebut di atas di awali dengan kata “Quu anfusakum” (jagalah diri kamu), yang menunjukkan sebelum menjaga kelurga, upayakan diri kita menjadi contoh pribadi takwa yang menjaga dari api neraka.

Setelah itu, dapat kita melaksanakan beberapa cara menjaga keluarga dari api neraka;

Pertama, Menta’dib anggota keluarga secara kontinyu. Setiap kali usai shalat berjamaah sempatkan memberi pencerahan kepada anak. Membacakan satu ayat, satu hadis, atau satu fatwa ulama’ kemudian dengan sedikit penjelasan itu sudah cukup. Jika ilmu kita belum mampu menta’dib, panggillah sesekali ulama’ atau ustadz untuk memberikan tausiyah. Lebih utama lagi bersama-sama ikut mengaji ke majelis-majelis ilmu.

Kedua, selalu mengajak shalat berjamaah bersama-sama. Ketika ada waktu, kita wajib sempatkan berjamaah bersama keluarga. Shalat yang dilakukan berjamaah biasanya menciptakan suasana teduh, tenang dan hangat. Ini merupakan buah dari rahmat Allah. Sebagaimana telah dijelaskan oleh para ulama’ dahulu, rahmat Allah itu turun terutama saat mengikuti majelis ilmu dan shalat berjamaah. Tanda jika rahmat-Nya turun, hati kita menjadi lebih tenang. Dengan cara ini serumit apapun persoalan keluarga dapat mendinginkan kepala kita.

Ketiga, Jangan sekali mengeluarkan umpatan kepada anggota lain. Allah swt berfirman, “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela” (QS. Al-Humazah:1). Membiarkan anggota saling mengumpat sama saja menyulut api yang bisa membakar rumah tangga. Pengumpat adalah karakter jiwa orang yang kosong dari keimanan. Allah swt mengancam orang-orang yang gemar mengumpat dengan memasukk ke dalam neraka Huthamah. Umpatan memicu permusuhan antar anggota keluarga. Maka Rasulullah saw memberi petunjuk, berkatalah dengan kata-kata baik atau diam saja.

Keempat, Jangan sekali-kali menafkahi dengan harta yang haram, sebab daging yang tumbuh dari harta haram akan mendorong anggota tubuh itu untuk berbuat haram. Rasulullah saw bersabda, “Setiap daging yang tumbuh dalam tubuh yang berasal dari sesuatu yang haram, maka nerakahlah lebih berhak untuk menjadi tempat tinggalnya” (HR. al-Tabrani).

Kelima, Husnudzan kepada anggota keluarga. Orang yang husnudzan melihat persoalan dengan hati bijak, cerdas dan tidak melahirkan masalah lain. Sebaliknya su’udzan selalu melihat persoalan dengan kacamata kebencian. Sedikit saja ada soal, penyelesaiannya dengan emosi. Jika sudah emosi, pasti setan akan berperan mengadu domba. Rasulullah saw bersabda: “Jauhilah perasangka buruk. Sebab, sesungguhnya perasangka itu ucapan yang paling dusta” (HR. Muslim). Jika ada orang menyebar fitnah, maka hati-hatilah. Allah berifirman “Wahai orang-orang yang beriman, Jika sesesorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakan suatu kaum karena kebodohan” (QS. Al-Hujarat: 6).

Walhasil, keluarga istiqamah adalah kelaurga yang menjadikan ta’at dan taqwa kepada Allah swt sebagai pondasi utama. Menjadikan syariat sebagai solusi utama terhadap segala persoalan yang menimpa. Inilah potret rumah tangga surga, jauh dari apa neraka.

Turki Bentuk Program Keluarga Untuk Atasi Buta Huruf

0

Wakil Menteri Kebijakan Keluarga dan Sosial Turki, Dr. Askin Asan, mengungkapkan Turki telah membentuk Family Social Support Program atau ASDEP. Hal ini berkaitan dengan perbaikan dalam tingkat pendidikan dan melek huruf perempuan yang sedang digalakkan di Turki.

“Pendidikan wajib di Turki diperpanjang dari 8 tahun sampai 12 tahun baru-baru ini. Pada tahun ajaran 2011-2012, tingkat sekolah dasar tercatat masing-masing sebesar 98,67 persen”, papar Dr. Askin saat Konferensi Tingkat Menteri Negara-negara OKI yang keempat di Grand Ballroom Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu (05/12/2012).
Dalam pemaparannya tersebut, Askin terlihat optimis, karena perbaikan dalam tingkat pendidikan, program tenaga kerja aktif dan partisipasi perempuan dalam tenaga kerja telah meningkat.“Perbaikan dalam tingkat pendidikan dan melek huruf perempuan, program tenaga kerja aktif dan insentif kerja bagi perempuan, partisipasi perempuan dalam tenaga kerja telah meningkat dari 23,3% menjadi 30,01 persen antara 2004 dan 2012”, ungkapnya.Family Social Support Program atau (ASDEP) dibentuk dalam rangka untuk menentukan keluarga dan individu yang membutuhkan perlindungan sosial dan memiliki kesulitan dalam mencapai pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan dan pekerjaan, untuk menyediakan akses ke layanan tersebut, dan dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami, sebagai komunitas Islam, tidak boleh meremehkan peran perempuan kami yang terdiri dari setengah populasi masyarakat kita.”, serunya.

Sangat tingginya tingkat buta aksara perempuan, menurut Askin, di negara-negara anggota OKI melemahkan posisi perempuan untuk mengklaim hak-hak mereka. Perempuan perlu diberdayakan dalam rangka mengubah realitas subordinasi mereka.

Dalam kerangka ini, untuk membahas gagasan ini lebih lanjut, Askin mengajak peserta konferensi untuk mengikuti konferensi di Istanbul dengan tema “Perubahan Masyarakat Muslim dan Peran Perempuan” yang akan diselenggarakan pada tanggal 2013.

Rep: Sarah Mantovani

Sukses Berkarir Sebagai Ibu Rumah Tangga

1

Oleh: Kholili Hasib

Thisisgender.com-Bagi kebanyakan orang, kesuksesan masih diukur dari keberhasilan mencapai punjak jabatan di kantor, perusahaan, lembaga pemerintahan, dan lain-lainnya yang terkait dengan materi. Cara pandang duniawi ini menggeser dan meremehkan profesi ibu rumah tangga. Kita dapati misalnya, seorang muslimah, ibu rumah tangga, berpendidikan tinggi merasa ‘rendah diri’ dan malu menjawab ketika temannya menanyakan profesinya. “Saya hanya seorang ibu rumah tangga”.

Bangga dan Terhormat

Bagi muslimah yang telah menentukan pilihannya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, seharusnya tidak perlu malu apalagi merasa rendah diri. Setinggi apapun gelar akademiknya, tetaplah karir sebagai ibu, tidak meruntuhkan kehormatannya. Kehormatan sejati itu terhormat di sisi Allah swt, bukan di hadapan manusia. Allah swt berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat:13).

Harta banyak, jabatan tinggi, intelektualitas tidak diragukan namun jika tidak menjadikan segala aktifitasnya untuk bertakwa pada-Nya, tidak akan bernilai apa-apa. Harta, jabatan dan keilmuan harusnya menjadi sarana yang sangat baik untuk mencapai derajat bertakwa. Harta, jabatan dan ilmu adalah amanah, sehingga harus digunakan dengan baik menurut apa yang diinginkan Allah.

Akhirat adalah tujuan utama, maka harus benar-benar dikejar. Allah swt berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron:133).

Ibu rumah tangga yang menjadikan akhirat, takwa atau Allah swt sebagai acuan, merupakan ibu rumah tangga idaman dan sangat terhormat. Karena itu, peran ibu tidak bisa diremehkan dalam pembangunan masyarakat. Keadaban masyarakat dibentuk secara mendasar dari keadaban rumah tangga. Sedangkan seorang ibu adalah salah satu penentu membangun adab anggota keluarganya, terutama anak-anaknya.

Ibu adalah manager dalam rumah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah, dia bertanggung jawab atas keluarganya. Wanita pun pemimpin yang mengurusi rumah suami dan anak-anaknya” (HR. Bukhari).

Anak-anak yang cerdas, sholih, shalihah lahir dari didikan rumah yang baik. Sayyidah Fatimah al-Zahra’ juga tidak lahir kecuali seorang ibu yang hebat bernama Khadijah r.a. Imam Syafi’i, lahir dari seorang ibu yang shalihah dan cerdas dalam mendidik.

Karena menjadi faktor yang sangat berpengaruh bagi anak-anak, dan kualitas rumah tangga, maka tidak salah Rasulullah saw bersabda, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu”(HR. Ahmad). Hadis ini memiliki makna penting yaitu, posisi ibu sangat terhormat, kerja profesi ibu rumah tangga harus dikaitkan dang jannah sebagai tujuan. Karena itu, sangat tidak tepat jika seorang ibu merasa rendah diri dengan berkarir sebagai ibu rumah tangga, justru harus bangga karena profesi yang mulya di sisi-Nya.

Agar Menjadi Berkualitas

Masyarakat yang baik bermula dari rumah tangga yang baik. Rumah tangga yang baik sangat ditentukan kepintaran ibu mengelola anggota keluarga menjadi individu beradab. Dan kualitas ibu rumah tangga tergantung dari cara perpikirnya mengenai rumah tangga. Berikut ini tips agar ibu menjadi ibu rumah tangga yang berkualitas dan terhormat;

Pertama, Memiliki manajemen  waktu. Berbeda dengan pekerja  kantoran yang selalu diatur waktu, maka seorang ibu rumah tangga punya hak untuk  mengatur waktu kerjanya. Bos baginya adalah dirinya sendiri. Malas-rajin,  lambat-cekatannya, tergantung bagaimana dia dapat memanajemen waktunya secara  profesional. Memanfaatkan waktu secara optimal-efektif dan efisien. Kapan waktu yang tepat untuk berlibur, bermain, belajar dan mengaji. Waktu shalat berjamaah dan baca al-Qur’an untuk anak-anak harus di jadwal dengan baik. Semua harus direncakan sesuai porsinya.

Kedua, Mendidik diri. Ibu adalah seorang pendidik, maka ia harus memiliki wawasan ilmu yang cukup sebagai bekal menta’dib anak-anak. “Ibu adalah madrasah pertama”. Sebagai madrasah, maka sangat pantas jika ada seorang ibu berpendidikan doktor. Seorang master atau doktor tidaklah perlu malu berkarir menjadi ibu rumah tangga. Anggaplah kerja ini layaknya kerja kantor. Manajemen rumah profesional, tertib dan disiplin. Memiliki buku agenda kerja yang memiliki target-target baik. Mereka juga dapat gaji. Harus ditanamkan dalam hati, gaji itu Allah swt yang membayarnya. Sehingga, ‘gaji’ Allah patutlah dibanggakan, karena tiada tara jika dibandingkan gajinya manusia. Namun berpendidikan tidak harus berpendidikan tinggi. Wawasan bisa diperoleh tanpa kuliah, bahkan bisa jadi tidak kalah dengan bangku kuliah. Ikutlah majelis-majelis pengajian, atau majelis ilmu yang lain. Mungkin saja ilmu diambil dari mengikuti seminar-seminar. Hal itu bisa ditambah dengan wawasan yang diberi sang suami. Jadi ibu, harus pintar. Dan karir ibu rumah tangga itu sebenarnya karirnya muslimah yang pintar dan terhormat. Yang pasti, wawasan agama menjadi paling penting, terutama akidah.

Ketiga,Rajin membaca juga harus menjadi kebiasaan. Bagaimana mungkin anak-anak gemar baca jika ibunya malas membaca. Baik membaca buku maupun membaca al-Qur’an harus terjadwal dengan baik dan memiliki target. Ciptakan perpustakaan yang nyaman di rumah, agar anggota keluarga betah menikmati buku. Dengan membaca, seorang ibu tidak akan kalah wawasannya dengan para wanita-wanita di kantoran. Jik perlu di waktu luang anak-anak diajak ke toko buku, mendidik agar mencintai buku. Berkunjung ke pesantren atau ulama’ untuk menanamkan anak mencintai ilmu.

Oleh karena itu, kehormatan dan kesuksesan berkarir sebagai ibu rumah tangga, sebenarnya tidak hanya dengan berdiri sebagai guru/tutor bagi anaknya. Akan tetapi, secara praktis, ibu merupakan pengusung nilai-nilai keadaban dalam masyarakat kecil yang bernama keluarga. Yang diusung bukan nilai-nilai materialisme, tapi nilai-nilai mulia, nilai keadaban yang mengangkat derajat diri dan keluarganya kepada derajat terhormat di sisi Allah swt.  Jadi ibu, harus berpandangan hidup Islam (worldview of Islam).

Adapun muslimah yang bekerja di luar, boleh saja, namun jangan sampai mengabaikan tugas terhormat dan suci di keluarganya.

Anak Korban Narkoba Seharusnya Direhabilitasi Bukan Dipenjara

0

Hidayatullah.com–Anak korban narkoba seharusnya direhabilitasi bukan dipenjara, namun kenyataan yang terjadi, anak korban narkoba dipenjara, demikian disampaikan Program Manager Komnas Perlindungan Anak, Lisda Sundari.

“Dalam Undang-undang Perlindungan Anak itu rehabilitasi itu harus sampai tuntas dan anak-anak korban narkoba itu harusnya direhabilitasi bukan dipenjara, dalam UU mengatakan seperti itu karena kalau dipenjara masalahnya tidak selesai. Seharusnya direhabilitasi,” ujarnya saat ditemui hidayatullah.com seusai seminar tentang “Kisruh Regulasi Rokok”, di Auditorium Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Namun meski begitu, menurut Lisda, Komnas Perlindungan Anak akan tetap memperjuangkan masalah ini.

“Karena itu prinsip, itu bagian yang harus kita suarakan dan kita perjuangkan,” ujarnya.
Mengenai penyuluhan bahaya rokok di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) anak, Komnas Perlindungan Anak sendiri belum memberikan penyuluhan.

“Untuk saat ini kami memang lebih banyak bergerak di bidang advokasi untuk mendorong adanya peraturan, adanya regulasi, kalau untuk ke masyarakat yang kami lakukan memang baru membuat modul untuk kampanye tentang denormalisasi rokok untuk anak-anak dan remaja, kalau langsung ke Lapas belum tapi kami membentuk organisasi anak-anak, menfasilitasi anak-anak untuk berorganisasi dengan membahas isu ini”, ujarnya lagi.*

Rep: Sarah Chairunisa
Red: Cholis Akbar

Sumber: hidayatullah.com

Rencana Pembukaan Masjid Khusus Kaum Gay di Prancis Diprotes Komunitas Muslim

0

Thisisgender.com-Seorang muslim pelaku percintaan sesama jenis asal Aljazair, Muhammad Ludovic Lutfi Zahed, berencana membuka sebuah masjid khusus kaum gay akhir bulan ini di Prancis.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Rabu (21/11), untuk pertama kali masjid itu akan digunakan untuk melaksanakan salat Jumat bagi laki-laki gay. Kemudian, masjid itu akan dibuka bagi semua pecinta sesama jenis baik pria dan wanita.

Alhasil, rencana pembangunan masjid ini mengundang kemarahan dari komunitas muslim Prancis. Komunitas kaum gay Islam dan asal dunia Arab selama ini bergulat dengan stereotip dan diskriminasi. Ini lantaran dalam pandangan agama, budaya, dan bahkan dalam politik, gay adalah tabu. Namun, komunitas ini terus mempertahankan jati diri mereka dari berbagai fitnah masyarakat luas.

Zahed mengatakan dalam masjid normal perempuan akan duduk di belakang serta diwajibkan memakai jilbab. Menurut dia, perlakuan itu membuat khawatir kaum gay dengan sikap agresif terhadap perempuan baik secara lisan maupun fisik.

“Setelah melaksanakan haji saya sadar, membuat masjid khusus gay merupakan keharusan. Ini agar kaum gay muslim dapat melaksanakan salat,” kata Zahed kepada surat kabar asal Turki Daily Hurriyet baru-baru ini.

Zahed menceritakan awal dia menjadi gay adalah setelah dia menghabiskan waktu semalam dengan pria. Dia akhirnya sadar dirinya merupakan gay dan dia merasa terbantu mengungkapkan jati dirinya dengan Islam. Dia saat ini telah menikahi pasangan sesama jenisnya dan menetap di Prancis.

Dia mengatakan rencana pembuatan masjid khusus penyuka sesama jenis itu akan dibuka 30 November mendatang dan menggunakan sebuah ruangan di sebuah kuil Budha. “Di tempat ini nantinya baik laki-laki dan perempuan dapat berdoa bersama di area sama,” ucap dia.

Lebih dari seratus ribu pengunjuk rasa melakukan demonstrasi di seantero Prancis. Mereka menentang kebijakan pemerintah berencana akan menyetujui pernikahan sesama jenis. Pengunjuk rasa bahkan sempat terlibat bentrok dengan polisi di salah satu kota.

[fas]

Sumber: Merdeka.com

Prancis Dilanda Demo Protes Perkawinan Gay

0

Thisisgender.com, Paris – Puluhan ribu orang turun ke jalan di Paris, Prancis untuk menentang rencana melegalkan perkawinan sesama jenis dan aturan yang mengizinkan pasangan gay untuk mengadopsi anak.

Sebagaimana dilaporkan BBC, Sabtu (17/11/2012), sedikitnya 70 ribu orang turun ke jalan di Paris. Ribuan lainnya juya turun ke jalan di kota Lyon, Toulouse dan Marseille. Bergabung bersama mereka, sejumlah kelompok Katolik dan penyokong hak-hak keluarga.

Aksi itu dilakukan setelah Presiden Prancis Francois Hollande menjanjikan akan mengubah aturan sehingga memungkinkan kaum gay dan lesbian untuk menikah. Rencana itu ditentang keras oleh 1.000 lebih Gereja Katolik utama di Prancis. Namun, pemerintahan sosialis yang dipimpin Hollande bersikeras untuk menerbitkan aturan itu. Parlemen akan membahas aturan itu Januari mendatang.

Para pengunjuk rasa di Paris serentak turun ke jalan mengenakan kaos dan selendang berwarna pink serta membawa balon yang juga berwarna pink bergambar laki-laki dan perempuan tengah menuntun dua anak.

“Anak-anak membutuhkan ayah dan ibu, dia butuh orang tua di sisi mereka. Jika aturan itu diberlakukan, maka hal itu tidak akan terjadi. Itu sudah kodrat dan kita tidak bisa mengubah kodrat,” kata Marthe Vignault, seorang pengunjuk rasa.

Sebelumnya, pemerintah telah mengizinkan persatuan sipil antarpasangan sesama jenis. Namun, agar terpilih sebagai Presiden pada Pemilu Mei lalu, Hollande berjanji akan memperluas izin menjadi pernikahan sesama jenis.

Langkah Prancis ini mengikuti beberapa negara di Eropa yang sudah mengizinkan perkawinan sesama jenis, seperti Swedia dan Inggris. [tjs]

Sumber: Inilah.Com

RUU KKG Kembali Dibahas, Ada Usulan Training Gender untuk Daiyah

0

Thisisgender.comRancangan Undang-undang Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG) kembali dibahas dalam seminar nasional “Menganalisis Dimensi Sosial Budaya dan Agama dalam RUU KKG” di Auditorium KH. H.M Rasjidi, Kementerian Agama, Rabu (14/10/2012).

Dalam kesempatan kali ini, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) memberikan naskah usulan untuk RUU KKG kepada Ketua Panja Komisi VIII dari Fraksi Partai Golkar, Dr. Hj. Chairun Nisa.

Hadir dalam seminar tersebut, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, Ahli Hukum Tata negara, Prof. Jimly Ashshiddiqie, Ketua Panja Komisi VIII DPR Dr. Chairun Nisa dan Prof. Dr Aida Vitayala.

Prof. Jimly mengatakan bahwa kesetaraan bukan berarti kesamaan dan kesetaraan tidak sama dengan kesamaan. Menurutnya, prinsip dari RUU KKG adalah anti diskriminasi.

“Kita bicara tentang substansi kebijakan, Kita bicara tentang perempuan dan laki-laki, bukan kesamaan tapi kesetaraan. Prinsip dari RUU KKG ini adalah anti diskriminasi. Spirit anti diskriminasi adalah non derogable rights,” jelas Prof. Jimly.

Dr. Chairun Nisa mengatakan bahwa RUU KKG ini berbeda dari RUU lainnya yang dibahas oleh Komisi VIII.

“Di Komisi VIII, RUU jaminan produk halal, masih ada belum kesepahaman antara DPR dan pemerintah juga RUU Penyelenggaraan Haji, tapi bedanya RUU KKG sudah ada kesepahaman antara pemerintah dan DPR,” terang Dr. Chairun Nisa, Ketua Panja Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Golkar.

Kemudian Aida Vitayala yang dikenal sebagai pemerhati masalah gender mengungkapkan bahwa gender itu tidak sama dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

“Gender itu tidak sama dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ada jenis kelamin sekunder dan jenis kelamin tersier. Ciri biologis primer tidak dapat berubah, ciri biologis sekunder alternatif, biologis tersier, ini yang dapat diubah, sesuai komitmen norma setempat,” jelas Aida.

Ia juga mengungkapkan dari tahun 1090-2000, meski di Indonesia sebelum mengenal gender, perempuan itu sudah kerja, sudah berkarier, 80% karena mereka harus bekerja. Tidak lagi dipersoalkan perempuan di rumah dan laki-laki di luar rumah.

Dalam kesempatan tersebut, seorang peserta perempuan, mengusulkan agar diadakan pelatihan gender pada para ustadzah atau daiyah melalui Majelis Ta’lim. Selain itu ia juga mempertanyakan Perda di Aceh yang bertentangan dengan RUU KKG. Namun tidak dijelaskan Perda apa yang dimaksudkan.*

Rep: Sarah Chairunisa
Red: Cholis Akbar
Sumber: Hidayatullah.com

Linda Gumelar: Menteri Agama Sambut Baik RUU KKG

0

Thisisgender.comMenteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PPPA), Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, Kementerian Agama menyambut baik upaya lahirnya RUU Keadilan dan Kesetaraan Gender.

“Kemudian dari Menteri Agama juga sangat menyambut baik dengan adanya upaya untuk RUU ini,” kata Linda kepada hidayatullah.com seusai acara  seminar “Menganalisis Dimensi Sosial Budaya dan Agama dalam RUU KKG” yang diadakan oleh ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) di Auditorium KH. H.M Rasjidi, Rabu (14/11/2012).

Menurut Linda, RUU KKG merupakan suatu kemajuan bersama. Menurutnya, jika RUU ini disahkan, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh kaum perempuan tapi juga oleh kaum laki-laki.

“Saya kira ini adalah suatu langkah lebih maju lagi bagi kita bersama, hasilnya nanti keberadaan undang-undang ini apabila pada saatnya nanti di undangkan betul-betul dirasakan manfaatnya bukan saja oleh kaum perempuan tapi juga laki-laki juga oleh anak-anak perempuan dan anak-anak laki-laki karena pemahaman gender itu bukan hanya pemahaman kaum perempuan, gender itu juga untuk laki-laki juga untuk perempuan,” ungkapnya.

Menurut Linda, RUU ini disiapkan  karena adanya fakta bahwa kondisi perempuan masih belum setara dengan laki-laki.

“Dilihat dari kondisi yang ada memang perempuan dan laki-laki itu sebetulnya punya hak yang sama tapi kenyataannya banyak hal-hal yang masih tidak setara saat ini, setara bukan berarti sama, setara itu berarti dia berimbang kaya timbangan, jadi tidak ada yang di atas, tidak ada yang di bawah, setara untuk bisa ikut berpartisipasi dalam segi pembangunan, bisa dapat akses dan juga akhirnya dia bisa menikmati hasil pembangunan itu sendiri”, jelas Linda.

Sementara itu, Ketua Panja Komisi VIII dari Fraksi Golkar, Dr. Chairun Nisa menjamin bahwa RUU KKG ini apabila disahkan nantinya tidak akan bertentangan dengan agama dan budaya yang ada di Indonesia.

Ditolak umat Islam

Sebelumnya, RUU ini banyak ditolak kalangan Muslim. Bahkan Mantan Ketua PBNU, KH. Hasyim Muzadi menjelaskan RUU ini adalah suatu yang kebablasan dan tidak perlu. Baginya permasalahan peran perempuan adalah tidak tepat untuk diatur dalam sebuah undang-undang.

Menurut Sekjen International Conference for Islamic Scholars (ICIS) ini, tidak ada yang namanya diskriminasi terhadap perempuan dalam Islam. Perempuan itu dibatasi hanya pada ruangan fitrahnya, namun sarana ekspresi bagi kreatifitasnya selama tidak bertentangan dengan norma Agama maka Islam mendukung kemajuan peran perempuan dalam masyarakat.

“Pembatasan itu ada pada hubungan lelaki perempuan agar tidak terjadi pelanggaran moral dan sebagainya,” jelas pendiri Pesantren Al Hikam ini kepada hidayatullah.com.

Hasyim Muzadi justru mencurigai bahwa keberadaan RUU KKG ini justru bisa menjadi kendaraan dari kepentingan yang tidak berbau hak perempuan, melainkan pintu masuk dari agenda legalisasi pernikahan sejenis dan budaya-budaya Barat kedalam sum-sum kehidupan perempuan di Indonesia.*

Rep: Sarah Chairunisa
Red: Cholis Akbar
Sumber: Hidayatullah.com

Warga Bukittinggi Dilarang Jadi TKI

0

Thisisgender.com, Jakarta: Pemerintah Kota Bukittinggi tak mengizinkan warganya menjadi tenaga kerja di luar negeri. Itu demi menjaga keselamatan mereka.

“Salah satu alasan kami tak memberi izin warga menjadi TKI itu karena banyak terjadinya penipuan yang berkedok PJTKI,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Bukittinggi Salman, Selasa (13/11) .

Salah satu contoh, menurut Salman, PJTKI tak bisa memberi kejelasan besaran gaji, di mana perusahan tempat bekerja, dan perjanjian kontrak.

Menurut dia, pihaknya tidak memberi izin warga menjadi TKI ketika meminta izin pada Sosnaker sewaktu meminta rekomendasi untuk pembuatan paspor.

Ia mengatakan, sekitar dua tahun yang lalu pihaknya pernah membatalkan seorang pencari kerja untuk menjadi TKI ke luar negeri karena tidak jelas berapa gaji dan di perusahaan tempat bekerja.

Padahal, kata dia, pencari kerja itu telah mendapat izin dari orangtua serta lurah untuk menjadi TKI.

“Karena tidak jelas perusahaan, kontrak dan gaji per bulan dari PJTKI yang akan memberangkatkan warga kita itu, maka kami tidak mengizinkan,” katanya.

Sejauh ini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja belum pernah menemukan adanya warga Kota Bukittinggi menjadi TKI ke luar negeri.

Untuk mencegah warga menjadi TKI, Sosnaker setiap tahun membuka pelatihan keterampilan bagi pencari kerja yang belum memiliki pekerjaan tetap.

Dengan adanya pelatihan kerja tersebut, menurut dia, para pencari kerja dapat membuka lapangan usaha sendiri ketimbang menjadi TKI. (Ant/ICH)
Sumber: metrotvnews.com

Vatikan Mengaku Tak Akan Berhenti Lawan Pernikahan Sesama Jenis

0


Thisisgender.com
Media Vatikan untuk kedua kalinya secara berturut-turut menerbitkan tajuk rencana yang menekankan Gereja Katolik Roma menolak pernikahan sesama jenis, menurut surat kabar Chicago Tribune pada Ahad (11/11/2012) lalu. Vatikan dengan tegas menyatakan keberatannya dan berjanji tidak akan berhenti melawan pernikahan sesama jenis ini.

“Di negara-negara Barat saat ini ada kecenderungan untuk mengubah aturan pernikahan antara perempuan dan laki-laki. Mereka menganggap itu sebuah kemajuan peradaban,” kata Pastor Federico Lombardi.

Namun, tajuk di Radio Vatikan yang disiarkan ke seluruh dunia dalam 30 bahasa itu menyebut pandangan seperti itu akan berakibat buruk.

Presiden Amerika yang baru terpilih untuk kedua kalinya, Barack Obama telah menyatakan dengan tegas bahwa pernikahan sesama jenis akan dilegalkan di Amerika. Awal pekan ini pengadilan tertinggi Spanyol telah menetapkan undang-undang pernikahan kaum gay, begitu juga pemerintah Prancis yang sudah mengajukan undang-undang sejenis.

Keuskupan Katolik dikenal sangat keras menentang perkawinan sejenis. Vatikan sebelumnya juga telah menyampaikan kritiknya terhadap Presiden Obama karena menjadikan isu legalisasi pernikahan sejenis sebagai senjata kampanyenya.

Gereja Katolik Roma memiliki 1,3 miliar anggota di seluruh dunia. Semua uskup sepakat bahwa Bible melarang hubungan seks sesama jenis. Mereka juga mengingatkan masyarakat Katolik untuk menempatkan aturan Bible di atas aturan negara yang menyimpang.*

Red: Cholis Akbar

Sumber: Hidayatullah.Com

14,646FansLike
3,912FollowersFollow
10,162SubscribersSubscribe

Recent Articles

Trending Now